Senin, 02 April 2018

Memahami Moving Average Sebelum Memulai Trading Saham

Apakah yang dimaksud sebagai Moving Average? Bagaimana cara perhitungannya? Bagaimana cara menggunakannya dalam bertransaksi saham? Berikut ini ulasannya!

Rubrik Finansialku
Rubrik Finansialku Learn and Invest

Moving Average Sebagai Indikator Dalam Trading Saham Online

Moving Average, atau juga disingkat MA, adalah garis yang didapat dari perhitungan harga sebelum hari ini, yang menghitung pergerakan harga rata-rata dari suatu saham dalam suatu rentang waktu tertentu, misalnya dalam rentang 5 hari (1 minggu), 20 hari (1 bulan), 60 hari (3 bulan), maupun 120 hari (6 bulan). Jadi dapat dikatakan Moving Average60 berarti pergerakan harga 3 bulan ke belakang.
Sebuah Moving Average adalah cara yang baik untuk mengukur momentum serta untuk mengkonfirmasi tren dan menentukan support area dan resistanceMoving Averageadalah indikator lagging dan bereaksi terhadap peristiwa yang sudah terjadi, tidak digunakan sebagai indikator prediksi melainkan satu penafsiran yang digunakan untuk konfirmasi dan analisis.
Pahami Dulu Moving Average - Gambar 1 - Moving Average

Jenis-jenis Moving Average

Moving Average merupakan indikator dalam analisis teknikal yang cukup populer. Ada banyak versi Moving Average yang digunakan sebagai indikator Analisis Teknikal, yaitu contohnya:
  1. Simple Moving Average (SMA)
  2. Weighted Moving Average (WMA)
  3. Exponential Moving Average (EMA)
Cara penggunaan semua Moving Average tersebut adalah sama, namun yang membedakan dari semua jenis MA tersebut adalah pola penghitungan rata-ratanya yang memberatkan suatu nilai periode tertentu dianggap lebih berbobot.
Misalnya apabila pada SMA hanya menggunakan rata-rata biasa, WMA dan EMA menggunakan sistem pembobotan, sehingga dari pembobotan ini dapat menghasilkan nilai rata-rata yang berbeda. Jadi, bisa disimpulkan perbedaannya ada pada tingkat sensitivitas yang diberikan masing-masing indikator tersebut terhadap harga saham.
Sebenarnya masih banyak lagi jenis Moving Average lainnya yang didapat dari metode perhitungan lainnya. Namun kali ini kita akan membahas jenis Moving Average yang paling sering digunakan, yaitu SMA, WMA dan EMA.
Pahami Dulu Moving Average - Gambar 2 - SMA EMA WMA
Gambar di atas menunjukkan perbandingan ketiga jenis MA tersebut dengan periode yang sama. Dapat terlihat dari ketiga jenis MA tersebut yang paling sensitif dengan pergerakan harga adalah WMA, dilanjutkan EMA kemudian yang terakhir SMA. Karena sifatnya ini, WMA dan EMA sering dipakai untuk trading dalam jangka pendek, sedangkan SMA dipakai oleh investor jangka panjang.

#1 Simple Moving Average

Simple Moving Average (SMA) adalah aritmatika Moving Average yang dihitung dengan menambahkan harga penutupan saham untuk sejumlah periode waktu dan kemudian dibagi sejumlah periode waktu tersebut.
Dalam SMA, data yang dimasukkan adalah sama bobot. Ini berarti bahwa setiap hari dalam kumpulan data memiliki tingkat kepentingan yang sama dan berbobot sama. Karena setiap hari baru berakhir, titik data yang tertua dibuang dan yang terbaru ditambahkan.
SMA dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pahami Dulu Moving Average - Gambar 3 - SMA Rumus
Mari kita ambil contoh kasus, misalnya harga sebuah saham dalam 15 hari berturut-turut adalah: 20, 24, 22, 21, 20, 18, 17, 22, 26, 30, 31, 34, 33, 30 dan 28. Dengan perhitungan rumus di atas, maka kita akan mendapatkan nilai SMA-nya sebagai berikut:
HariClosingSMA 5
120– 
224– 
322– 
421– 
52021,4
61821
71719,6
82219,6
92620,6
103022,6
113125,2
123428,6
133330,8
143031,6
152831,2

Dengan mengetahui nilai SMA-nya, maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Pahami Dulu Moving Average - Gambar 10 - SMA

#2 Weighted Moving Average

WMA kurang lebih memiliki kemiripan dengan SMA, kecuali dalam hal memberikan bobot pada data yang terbaru. Sama seperti SMA, WMA juga setiap harinya membuang harga penutupan yang tertua dan menambahkan yang terbaru. WMA mengalikan faktor untuk memberikan bobot yang berbeda untuk data pada waktu yang berbeda. Dalam sejumlah (n) hari, WMA hari terbaru memiliki berat (n), (n) terbaru kedua – 1, dll, hingga bobotnya ke satu.
WMA dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pahami Dulu Moving Average - Gambar 4 - WMA Rumus
Misalnya dengan contoh yang sama seperti simulasi SMA di atas, dengan perhitungan rumus WMA di atas, maka kita akan mendapatkan nilai WMA seperti tabel berikut:
HariClosingSMA 5WMA 5
120
224– 
322– 
421– 
52021,421,2
6182120,1
71719,618,7
82219,619,5
92620,621,7
103022,624,8
113125,227,6
123428,630,5
133330,832
143031,631,7
152831,230,5

Dengan mengetahui nilai WMA-nya, maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Pahami Dulu Moving Average - Gambar 11 - WMA

#3 Exponential Moving Average

Exponential Moving Average (EMA) adalah jenis MA yang menyaring data secara infinite, dimana data-data lama tidak ada yang dibuang melainkan hanya dikurangi bobotnya secara eksponensial, namun bobotnya tidak sampai nol.
EMA memiliki kemiripan dengan WMA dalam hal membedakan bobot data antara data terdahulu dan yang terbaru, dimana dengan perhitungan ini, EMA dan WMA sama-sama lebih sensitif dengan pergerakan harga saham dibandingkan dengan SMA.
EMA dapat dirumuskan sebagai berikut:
Pahami Dulu Moving Average - Gambar 5 - EMA Rumus
Misalkan dengan contoh yang sama seperti simulasi SMA di atas, dengan perhitungan rumus EMA di atas, maka kita akan mendapatkan nilai EMA seperti tabel berikut:
HariClosingSMA 5WMA 5EMA 5
120
224
322
421
52021,421,217
6182120,117,3
71719,618,717,2
82219,619,518,8
92620,621,721,2
103022,624,824,1
113125,227,626,4
123428,630,528,9
133330,83230,3
143031,631,730,2
152831,230,529,5

Dengan mengetahui nilai EMA-nya, maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Pahami Dulu Moving Average - Gambar 12 - EMA

Penggunaan Moving Average

Penerapan yang paling umum dari MA adalah untuk mengidentifikasi arah tren dan untuk menentukan support level dan resistance. Dilihat dari fungsinya sendiri, kita dapat membagi fungsi MA menjadi:
  1. Mengidentifikasi tren harga saham.
  2. Mengetahui pembalikan arah tren.
  3. Menentukan support level dan resistance.
Dalam penggunaannya, Anda bisa saja menggunakan lebih dari 1 MA, baik secara jenis MA, maupun secara periodenya. Berikut penjelasan cara penggunaan MA.
#1 Mengidentifikasi Tren Harga Saham
Untuk mengetahui arah tren harga saham, sederhananya Anda dapat melihat posisi MA terhadap harga saham, apakah di atas atau di bawahnya. Pada prinsipnya, jika harga di atas MA, maka harga saham tersebut sedang dalam tren naik, sebaliknya bila harga berada di bawah MA, maka harga saham sedang dalam tren turun.
Cara lain untuk mengidentifikasi tren adalah dengan menggunakan dua atau lebih MA yang berbeda, misalnya MA 5, MA 20 dan MA 60. Posisi MA yang periodenya lebih pendek terhadap MA yang periodenya panjang, apakah di atas atau di bawahnya.
Sama pula prinsipnya, apabila MA 5 (jangka pendek) di atas MA 20 (jangka panjang), maka harga saham tersebut sedang dalam tren naik, sebaliknya bila MA 5 berada di bawah MA 20, maka harga saham sedang dalam tren turun.
Pahami Dulu Moving Average - Gambar 6 - BRPT
Contoh di atas menunjukkan saham dengan Harga berada di atas MA 5, dan MA 5 berada di atas MA 20, serta MA 20 berada di atas MA 60. Hal ini menandakan bahwa harga saham tersebut sedang dalam trend naik yang kuat.

 #2 Mengetahui Pembalikan Arah Tren

Untuk menentukan titik reversal (pembalikan arah) tren, sederhananya Anda dapat melihat saat harga saham menembus Moving Average. Jika yang ditembus adalah garis MA periode jangka pendek, maka pembalikan aranya pun untuk jangka pendek. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut
Pahami Dulu Moving Average - Gambar 7 - GJTL
Bila harga menembus ke atas, mengindikasikan pembalikan arah menjadi tren bullish(naik) atau juga dikenal sebagai sinyal Golden Cross, sebaliknya bila harga menembus ke bawah, mengindikasikan pembalikan arah menjadi tren bearish (turun) atau juga dikenal sebagai sinyal Dead Cross.
Cara lain untuk mengidentifikasi pembalikan arah tren juga dapat dilihat dari perpotongan antara 2 jenis MA atau lebih. Sama prinsipnya dengan saat harga menembus MA, bila MA 5 (jangka pendek) menembus ke atas MA 20 (jangka panjang), mengindikasikan pembalikan arah menjadi tren bullish (naik), sebaliknya bila MA 5 menembus ke bawah MA 20, mengindikasikan pembalikan arah menjadi tren bearish(turun).
Pahami Dulu Moving Average - Gambar 8 - BEST
Contoh gambar di atas menunjukkan saham yang harganya menembus MA 5 dan MA 20 ke atas menunjukkan bahwa saham tersebut sedang reversal menguat.

#3 Menentukan Support Level dan Resistance

Kegunaan lain dari MA adalah sebagai level psikologis untuk support dan resistanceharga saham. Bila harga mendekati MA, seringkali harga akan mental kembali sehingga seolah-olah MA bertindak sebagai tembok penghalang pergerakan harga. Dari hal ini pula bila harga menembus MA, maka dikatakan sebagai sinyal pembalikan arah.
Pahami Dulu Moving Average - Gambar 9 - PPRO
Contoh di atas, MA 20 berperan sebagai support yang menyanggah harga saham agar tidak jatuh dan kembali memantul.

Masih bingung bagaimana cara memulai berinvestasi saham? Tak perlu khawatir, Finansialku telah merangkum semua hal yang perlu Anda ketahui sebelum berinvestasi saham. Silahkan Download Ebook Gratis: Panduan Berinvestasi Saham Untuk Pemula.
Ebook Panduan Investasi Saham untuk Pemula Finansialku.jpg

Inilah Moving Average

Pada prinsipnya, MA sangat membantu trader saham dalam mengambil kesimpulan dan menentukan keputusan dalam waktu yang cepat karena sifatnya yang sederhana dalam penggunaannya dan sangat cocok untuk digunakan dalam melakukan Swing Trading.

Untuk lebih jelasnya, Finansialku sudah merangkum mengenai manfaat alasan wajib memulai investasi saham. Anda bisa mengambil beberapa tips langsung dari video berikut ini:

Apakah Anda pernah melakukan Trading Saham, Forex maupun Komoditas? Apakah Moving Average membantu anda menentukan kepuasan dalam aktivitas trading Anda?Share jawaban Anda pada kolom dibawah ini, terima kasih.

Sumber Referensi:
  • Wijaya, Ryan Filbert (2014). Investasi Saham Ala Swing Trader DuniaJakarta: Kompas Gramedia
  • Wira, Desmond (2010). Analisis Teknikal Untuk Profit MaksimalJakarta: Exceed Books

Sumber Gambar:

  • Best Offer Stock Trading Overstock – https://goo.gl/16tn57\

INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL

Seringkali kita dengar yang namanya indikator pada analisis teknikal baik itu Lagging Indicator maupun Leading Indicator.

Tapi sebenaranya apa sih indikator analisis teknikal itu ? Dan bagaimana indikator analisis teknikal dapat membantu Anda dalam trading saham online ? Yuk simak pembahasannya !


Apa itu Indikator Analisis Teknikal ?


Indikator analisis teknikal adalah formula matematis yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam trading. Indikator tersebut memberikan info tentang trend, volume transaksi, dan membantu trader untuk menemukan sinyal beli dan jual saham.

Saat ini banyak sekali indikator yang dipakai trader, bahkan setiap saat ada saja indikator baru atau varian dari indikator yang sudah ada. Mengapa begitu ?

Karena analisis teknikal bersifat seni, sehingga pengamatan serta pengalaman yang berbeda dari masing-masing trader akan menciptakan berbagai indikator baru.



Apa Perbedaan Lagging Indicator dan Leading Indicator ?


Indikator analisis teknikal itu sendiri dibedakan menjadi 2 kategori yaitu Lagging Indicator dan Leading Indicator. Lalu apa beda kedua indikator tersebut ?

Perbedaan kedua indikator tersebut terletak pada kecepatan indikator tersebut memberikan sinyal beli atau jual.



Lagging Indicator


Jenis indikator yang pertama, yaitu Lagging Indicator merupakan indikator yang umumnya bersifat untuk mengukur trend. Contoh Lagging Indikator untuk mengukur trend adalah BolingerBand, Parabolic SAR, Moving Average, dan variannya seperti GMMA.

Sedangkan contoh Lagging indikator lainnya adalah MACD, Ichimoku Kinko Hyo, Heiken Ashi, TRIX dan Zigzag.

Ciri-ciri dari Lagging Indicator ini adalah terlambat memberikan sinyal dibandingkan indikator lain.

Lalu kapan saat terbaik untuk menggunakan indikator ini ?

Indikator Lagging akan sangat baik digunakan apabila harga bergerak dalam trend yang relatif panjang, sehingga indicator ini sering disebut “Trend Following Indicator”.

Anda sebaiknya hati-hati jika menggunakan lagging indikator ini dalam pasar yang bergerak relatif flat karena hasilnya akan semakin terlambat !

Meskipun sering mengalami ketinggalan dalam membuka posisi, lagging indikator ini mampu mengurangi resiko jika terjadi bull trap atau bear trap, yaitu gagalnya breakout atau breakdown.



Leading Indicator


Leading indicator adalah indikator yang sifatnya mendahului atau memimpin pergerakan harga. Leading Indicator bisa cepat memprediksi pergerakan harga, pada umunya digunakan untuk mengukur apakah overbought atau oversold.

Asumsi Leading Indicator adalah harga yang sudah overbrought atau oversold akan berbalik arah.

Jika lagging indicator memberikan sinyal setelah 4-5 bar candle, maka leading indictaor hanya membutuhkan 1 bar candle saja.

Pada leading indicator, kemungkinan terjebak pada bull trap atau bear trap lebih besar, jadi hati-hati ya !

Leading indikator ini cocok digunakan pada saat pasar sedang dalam trend sideways.

Umumnya semua yang bertipe oscillator merupakan leading Indicator, contohnya : Stochastic, ATR, RSI, CCI, W%R .

Indikator yang berkaitan dengan volume seperti MFI, OBV, A/D juga termasuk dalam leading indicator.



Jadi Mana yang Lebih Baik, Lagging Indicator atau Leading Indicator ?


Yang terbaik adalah jika Anda menyesuaikannya dengan keadaan pasar. Jika pasar sedang dalam trend yang kuat maka Lagging Indicator lebih cocok Anda gunakan, dan jika pasar sedang sideways maka gunakanlah Leading Indicator, karena mengindikasikan sinyal jual atau beli yang dapat menjadi panduan Anda dalam trading.

Source:
https://www.ellen-may.com/v3/indikator-analisis-teknikal/

4 Indikator Analisis Teknikal Saham Paling Populer

Indikator dalam Analisis Teknikal adalah formula matematis yang berfungsi untuk mengetahui bagaimana kondisi pasar dan juga untuk membantu memberikan sinyal beli atau jual. Saat ini ada ratusan atau bahkan ribuan indikator yang telah dibuat. Tiap indikator memiliki karakter dan cara penggunaannya masing-masing. Artikel berikut akan membahas 4 buah indikator Analisis Teknikal yang paling populer dalam dunia trading saham online. Juga dibahas cara penggunaannya.
4 Indikator Analisis Teknikal Paling Populer
1. MOVING AVERAGE 
Tidak bisa digugat lagi, Moving Average (biasa disingkat MA) memang indikator sejuta umat bagi trader. Silakan Anda tanya pada setiap trader, pasti pernah menggunakan atau setidaknya mengenal Moving Average. Maklum, indikator ini memang paling sederhana dibanding indikator Analisis Teknikal lain. Indikator ini menghitung pergerakan harga rata-rata dari suatu saham dalam suatu rentang waktu, misalnya dalam waktu 50 hari atau sering disebut MA50. Cara penggunaan indikator ini adalah dengan melihat posisi harga dibandingkan dengan MA50 tersebut. Apabila grafik harga memotong MA50 ke atas dianggap sinyal beli. Sedangkan sebaliknya, bila grafik harga memotong MA50 ke bawah dianggap sebagai sinyal jual.

Indikator Analisis Teknikal Indikator Moving Average (MA)
2. RELATIVE STRENGTH INDEX (RSI) 
Relative Strength Index (RSI) digunakan untuk menghitung perbandingan antara daya tarik kenaikan dan penurunan harga, nilainya berkisar 0-100. Dengan RSI Anda dapat mengetahui apakah suatu harga sudah overbought atau oversold. Pada prinsipnya, penggunaan RSI sangat mudah. Jika RSI bernilai sangat tinggi (di atas 70) artinya pasar sudah overbought (jenuh beli) sehingga ada potensi turun, saatnya untuk jual. Sebaliknya jika RSI bernilai sangat rendah (di bawah 30) artinya pasar sudah oversold (jenuh jual) sehingga ada potensi naik, saatnya untuk beli.

Indikator Analisis Teknikal Relative Strength Index (RSI)

3. STOCHASTIC 
Stochastic dikembangkan oleh George C. Lane di akhir 1950-an. Stochastic adalah indikator yang menunjukkan lokasi harga penutupan terakhir dibandingkan dengan range harga terendah/tertinggi selama periode waktu tertentu. Ada tiga macam tipe Stochastic Oscillators: Fast, Slow, dan Full. Biasanya ada dua garis di Stochastic, yaitu %K dan %D. Sinyal beli dan jual bisa dilihat dari garis %K dan %D. Jika %K memotong %D ke atas, berarti sinyal beli. Sedangkan bila %K memotong %D ke bawah berarti sinyal jual.

Indikator Analisis Teknikal Stochastic



4. MOVING AVERAGE CONVERGENCE DIVERGENCE (MACD) 
Moving Average Convergence/Divergence (MACD) adalah indikator yang sangat berguna bagi seorang trader. Indikator ini berfungsi untuk menunjukkan trend yang sedang terjadi dan juga bisa memberikan sinyal beli atau jual. Di dalam MACD ada dua garis yang akan Anda temui, yaitu Signal Line dan MACD Line. Jika nilai MACD positif (di atas nol), berarti pasar bersifat bullish, disarankan beli. Sedangkan jika nilai MACD negatif (di bawah nol), berarti pasar bersifat bearish, disarankan jual.

Indikator Analisis Teknikal Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Itulah 4 indikator Analisis Teknikal paling populer. Pemilihan indikator tersebut berdasar peringkat pencarian di Google. Paling populer biasanya juga paling banyak digunakan oleh trader. Tapi indikator ini belum tentu cocok untuk Anda. Jadi Anda harus mencoba sendiri dan menentukan mana yang cocok digunakan untuk trading.

BELAJAR INDIKATOR ANALISIS TEKNIKAL LEBIH LANJUT 
Buku Analisis Teknikal Untuk Profit Maksimal Edisi Kedua
Contoh di atas adalah cara penggunaan paling sederhana dari indikator tersebut. Ada lebih banyak lagi cara lebih canggih untuk menggunakan indikator-indikator tersebut di atas. Anda bisa mempelajarinya lebih lanjut dan juga berbagai indikator lain dari buku Analisis Teknikal Untuk Profit Maksimal Edisi Kedua 
Buku ini terbilang lengkap dalam membahas Analisis Teknikal dan bahasanya juga mudah dipahami.



Semoga artikel ini bermanfaat

oleh
Desmond Wira
http://www.juruscuan.com